detik.com – Jakarta – Beratnya cobaan hidup tidak membuat Bripka Muryono tergiur untuk melakukan pungli. Sebagai anggota Satlantas Polres Tegal, Muryono justru memperlihatkan kejujuran dalam hidupnya.
Hidupnya sangat sederhana. Di tengah kesederhanaannya itu, Muryono juga tengah diuji. Istrinya, Sulistyowati (55) yang menderita stroke, harus dia urus seorang diri.
Di usianya yang sudah 57 tahun, ia juga harus mengurus cucunya yang masih bersekolah di Sekolah Dasar (SD). Beban hidupnya semakin berat, lantaran putrinya mengalami depresi.
![]() Bripka Muryono/ dok youtube |
Setiap pagi sebelum berangkat kerja, Pakde Mur-sapaan akrab Muryono-harus mengurus keperluan rumah tangga. Pagi buta ia bangun dan langsung melaksanakan salat Subuh, kemudian bergegas pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
“Bangun subuh-subuh, jam 05.30 saya berangkat ke pasar belanja sayur, saya masak di rumah. Setelah jam 07.00 saya harus memandikan istri, waktu itu kan enggak bisa jalan,” ujar Muryono seperti detikcom lihat dalam tayangan Youtube, Senin (17/10/2016).
Di tengah kesibukannya sebagai anggota polisi, Pakdhe Mur harus mengurus istrinya mulai dari memandikan hingga memberi makan. Ia juga harus mengantas cucunya berangkat ke sekolah.
“Setelah mandikan istri, saya makein pakaian, terus saya angkat, saya dudukkan ke tempat tidur. Saya suruh duduk, saya suruh tunggu sebentar terus saya ambilkan makan,” urai Muryono.
Karena di rumah kontrakannya di Jl Aip KS Tubun, Slawi, tidak ada orang lagi, sehingga Pakdhe Mur harus mengantarkan istrinya ke rumah mertuanya terlebih dahulu sebelum berangkat kerja.
“Ngurusin istri sudah, ngurusin cucu sudah. Nanti jam 7.30 saya siap-siap berangkat ke kantor. Saya antar ke rumah mertua. Nanti jam 12.00 saya pulang, saya jemput lagi,” kata Muryono.
Itulah aktivitas sehari-hari yang ia lakukan sejak 2013 setelah istrinya mengalami sakit stroke. Ia pun tidak pernah mengeluh dan tetap menyayangi istri dan cucunya dengan sepenuh hati.
“Itu setiap hari itu saya lakukan. Tapi saya tidak banyak cerita dengan orang lain. Maksudnya ke kawan-kawan. Saya tetep sayang dia,” imbuh Muryono.
Semua ujian itu tidak membuat Muryono patah arang. Ia mengerjakan semuanya dengan penuh keikhlasan. “Harapan kami ya minta dia dari kawan kawan supaya bisa sukses seoerti yang lain, istri saya bisa kembali normal, anak saya juga bisa seperti sedia kala,” sambung Muryono.
Tukang Servis Elektronik
Gaji Muryono sebagai anggota polisi yang pas-pasan, tidak membuatnya gelap mata untuk melakukan pungli. Muryono justru mencari uang tambahan untuk menutupi kebutuhannya sehari-hari, dengan menjadi kuli servis peralatan elektronik dan bercocok tanam di sawah.
Muryono membuka bengkel servis peralatan elektronik di depan rumahnya. Keahliannya dalam menyervis peralatan elektronik itu ia dapatkan secara otodidak.
Sepulang bekerja, Muryono juga menyempatkan diri pergi ke sawah untuk bercocok tanam. Hasilnya dari berladang ia tabung untuk keperluan keluarga dan sekolah cucunya.
![]() Bripka Muryono/ dok youtube |
Polisi yang Menginspirasi
Kegigihan Muryono dalam bekerja sebagai polisi dan di kehidupannya sehari-hari, menginspirasi Polres Tegal untuk membangun Perumahan Bhayangkara Residence. Perumahan tersebut diperuntukkan bagi anggota Polres Tegal yang belum memiliki rumah sendiri.
“Pak Muryono menginspirasi kami untuk membangun Perumahan Bhayangkara Residence, karena beliau dari sejak bekerja sampai menjelang pensiun belum mendapatkan rumah,” ujar Kapolres Tegal AKBP Adi Vivid.
Muryono, merupakan salah satu anggota polisi yang mendapatkan jatah unit di Perumahan Bhayangkara Residence Tegal. Bahkan Bupati Tegal pun turut membantu membayarkan uang muka untuk pembelian rumah bagi Muryono.
“Uang untuk DP pak Mur dibantu Bupati. Lima bulan lagi beliau pensiun,” tutur Adi.
Sebagai pimpinan, Adi menilai Muryono adalah polisi yang jujur dan memiliki kinerja yang baik. “Beliau selalu melaksanakan tugas dengan baik, dan tidak pernah mengeluh,” pungkasnya.
(mei/rvk)