Kecelakaan Sriwijaya Air menambah deretan jumlah tragedi penggunaan moda transportasi dan jalan raya di Indonesia. Pemerintah dapat segera membuat program Keamanan Perjalanan bagi Pengguna moda transportasi tanpa harus menunggu hasil KNKT terkait kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182. Segeralah luncurkan program kerjasama Pembiayaan Maintenance dengan semua operator moda transportasi dan pemeliharaan infrastruktur.
Perekonomian berjalan jika ada pergerakan. Ketika terjadi PSBBB dimana ada pembatasan pergerakan, perekonomian akan cenderung melambat. Pergerakan akan melibatkan moda transportasi dan penggunaan infrastruktur seperti jalan dan jembatan.
PSBB sudah pasti akan mempengaruhi kualitas pemeliharaan moda transportasi dan infrasturktur jalan. Kemampuan dari para operator sudah pasti akan ikut turun karena turunnya pendapatan, namun beban biaya yang ada cenderung tidak turun. Akibatnya terjadi pemangkasan biaya-biaya. Kualitas keselamatan pengguna menjadi taruhannya.
Jumlah kecelakaan di jalan tol yang meningkat, terjadinya banyak kecelakaan di udara dan di laut akan menghambat pergerakan ekonomi. Sudahkah Pemerintah membuat program dan berinisiatif mengajak para operator moda transportasi bekerjasama?
Bersama-sama bisa merencanakan jumlah moda transportasi yang akan terlibat dalam proses pemulihan ekonomi pada saat dan pasca pandemi, sekaligus menghitung biaya minimal terkait keselamatan penggunanya. Kita tahu saat ini semua dalam keterbatasan. Tetapi bukan berarti mengabaikan data dan hitung-hitungannya.
Ketika Pemerintah mau membuka diri dan bekerjasama dengan semua stake holder dalam pemulihan ekonomi RI, hasilnya akan segera terwujud. Tetapi sebaliknya jika Pemerintah hanya menjadikan para stake holder ini audien (yang ditunggu-tunggu tepuk tangannya dalam sebuah pentas drama), apa yang dikerjakan oleh Pemerintah hanyalah sebuah dongeng belaka yang ceritanya belum tentu nyambung.
WA