Beberapa hari terakhir ini ramai diperbincangkan masyarakat di sekitar Desa Bulak dan desa Pandak di Kecamatan Balong, kabupaten Ponorogo terkait pembangunan jembatan bambu antara kedua desa tersebut yang menghabiskan anggaran hingga 200 juta rupiah.
Jembatan dengan panjang sembilan meter dan lebar satu meter tersebut hanya terlihat pondasinya terbuat dari batu kali dengan landasan masih berupa bambu atau sesek.
Nilai anggaran pengerjaan jembatan bambu itu terpampang jelas pada palang informasi anggaran pembuatan jembatan sebesar Rp 199.659.000.
Padahal kondisi jembatan yang sering disebut warga jembatan tukung hanya terbuat dari bambu dengan pondasinya yang terbuat dari semen dan batu.
Masyarakat menduga adanya penelewengan dalam pembangunan jembatan tersebut. Benarkah terjadi penyelewengan?
WA